Siapakah ‘Ainul Mardhiah ini? Secara bahasa nama dia berarti mata yang diridhai. Bila diterjemahkan secara bebas maksudnya ia diharapkan menjadi sosok perempuan yang bila siapapun memandangnya, hatinya akan menjadi sangat tentram, menyenangkan dan ridha dengan pandangan itu. Pastinya, sosok satu ini juga salah satu makhluk ciptaan Allah Swt yang nyata (bukan kisah dongeng/fiktif belaka), yang diciptakan diantara miliaran kaum Hawa lainnya.Barangkali wanita-wanita tercantik di negeri ini, katakanlah para finalis Putri Indonesia atau artis-artis wanita yang kerap muncul di media, bisa menjadi prototype seperti itulah penampilan wanita yang satu ini, ‘Ainul Mardhiah.
Akan tetapi, wanita yang satu ini sungguh lain dari yang lain, beda dari yang pernah ada, sangat istimewa dari yang sudah tercipta. Keberadaannya tak lain tak bukan dikabarkan oleh juga manusia terindah dan termulia di dunia ini, Rasulullah Muhammad Saw. Wahai para laki-laki muslim (yang masih men-jomblo atau yang sudah menunaikan separuh kewajiban agamanya) mari kita simak dengan baik dialog Rasulullah Saw bersama para shahabat-shahabatnya, yang sesaat kemudian Beliau Saw menyebutkan seseorang yang bernama, ‘Ainul Mardhiah.
Diriwayatkan dari Tirmidzi, (yang kemudian saya narasikan dengan gaya bahasa saya, tanpa mengubah makna aslinya), berikut ini jalan ceritanya:
Pagi itu di bulan Ramadhan, Nabi Saw sedang memberikan targhib (pidato penyemangat untuk persiapan berangkat berjihad/berperang) kepada seluruh shahabatnya/pasukan Islam. Nabi Saw bersabda, "Sesungguhnya orang yang mati syahid karena berjihad di jalan Allah Swt, maka Allah Swt akan menganugerahkannya Ainul Mardhiah, bidadari tercantik di surga".
Diantara ribuan pasukan yang sudah siap berjihad dan berbunga-bunga hatinya karena ‘hadiah/anugerah’ terindahnya sudah disampaikan oleh Rasulullah Saw, ada seorang shahabat yang masih berusia muda bergejolak hatinya (maklum anak muda jomblo pasti begitu). Namun, karena malu ingin bertanya lebih jauh tentang seperti apa sosok ‘Ainul Mardhiah ini kepada Nabi Saw dan para shahabat yang lainnya, pemuda ini mengurungkan niatnya.
Hari akan menjelang shalat Zuhur, Rasulullah Saw meminta semua pasukan tidur/istirahat sejenak sebelum pergi berperang, maklum karena perang ini terjadi di bulan puasa jadi bisa menyimpan tenaga untuk perang. Di antara yang sudah terlelap tidur, si pemuda penasaran ini pun, tidur pulas hingga bermimpi. Dalam mimpinyaia telah berada di tempat yang sangat indah yang belum pernah ia datangi sebelumnya, hingga ada seorang wanita menyapanya, karena sangat cantiknya, pemuda ini belum pernah sekalipun melihatnya. Ia pun bertanya kepada wanita tersebut, "Di manakah ini?". "Inilah surga.", jawab wanita cantik dengan lembutnya.
Dengan hati yang berbunga, hati pemuda ini langsung teringat akan satu nama yang disampaikan oleh Nabi Saw tadi pagi, kemudian ia bertanya lagi dengan antusiasnya,"Andakah mbak ‘Ainul Mardhiah?"."Bukan, saya bukan ‘Ainul Mardhiah. Kalau ingin bertemu dengan ‘Ainul Mardhiah, dia sedang berada di bawah pohon yang rindang itu."
Setelah mendengar jawaban wanita cantik ini, bergegaslah ia ke pohon rindang yang ditunjukkan. Begitu sampai di bawah pohon, dilihatnya seorang wanita yang lebih cantik, bahkan berkali-kali lipat cantiknya dari wanita sebelumnya tadi. Pemuda yang sudah sangat senang dan sangat antusias ingin bertemu dengan ‘anugerah/hadiah’ yang Rasulullah Saw janjikan, lantas bertanya, "Mohon maaf, apakah Anda ‘Ainul Mardhiah?". "Bukan saya ini penjaganya. Kalau Anda ingin bertemunya di sanalah singgasananya," jawab wanita cantik ini sambil menunjuk ke sebuah mahligai.
Tak ingin berlama-lama, pemuda ini langsung berlari ke singgasana yang ditunjukkan. Subhanallah, lagi-lagi ia bertemu dengan seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat melebihi dari wanita penjaga tadi. Si wanita cantik kali ini sedang membersihkan perhiasan-perhiasan di singgasana dan dengan sopan dan wajah berseri penuh harap bertemu dengan mbak ‘Ainul Mardhiah, si pemuda kembali bertanya, "Apakah Anda Ainul Mardhiah?". Tak disangka, dia mendapatkan jawaban yang sama untuk ketiga kalinya, "Bukan, saya bukan Ainul Mardhiah. Saya penjaganya di mahligai ini. Jika Anda ingin menemuinya, temuilah ia di mahligai itu."
Betapa sangat bergejolak hati si pemuda, sangat senang dan penuh harap-cemas bercampur larut jadi satu. Secepat kilat ia pun beranjak dan sampailah ke mahligai yang ditunjukkan. Akhirnya, ditemuinya seorang wanita yang kecantikannya, sekali lagi, kecantikannya berlipat-lipat melebihi dari dari wanita-wanitayang sebelumnya ia temui dan wanita kali ini sangat pemalu. Tanpa basa basi lagi, pemuda itu pun bertanya, "Apakah Anda ‘Ainul Mardhiah?". "Ya, benar saya ‘Ainul Mardhiah,” jawabnya dengan lembut dan sikap sebagaimana wanita pemalu. Karena rasa penasarannya sudah terobati, pertanyaan yang berkali-kali ia sampaikan sudah terjawab, wanita yang dicari-carinya sudah di depan mata, maka pemuda itu pun berusaha mendekat. Akan tetapi mbak ‘Ainul Mardhiah menghindar dan berkata dengan suara yang indah lagi merdu, "Anda bukan seorang yang mati syahid."
Begitu mendengar jawaban tak terduga itu, seketika itu pula si pemuda ini terbangun dari mimpinya. Dengan hati yang bercampur aduk, dia pun memberanikan diri menceritakan mimpinya ini kepada seorang sahabat kepercayaannya, yang ia sendiri minta agar cerita ini off the record (rahasia, jangan sampai ada yang tahu) sampai ia mati syahid.
Tak lama kemudian, genderang perang pun bertalu-talu, membakar dan menggelorakan semangat jihad pasukan kaum muslimin. Tak mau ketinggalan perang, si pemuda ini pun menyambutnya dengan semangat jihad luar biasa untuk dapat bertemu dengan mbak/ning/yuk/none ‘Ainul Mardhiah sebagaimana janji Rasulullah Saw. Singkat kisah, ia pun akhirnya meninggal di medan perang dan mati syahid.
Seusai perang dari siang hingga sore hari, matahari sudah akan tenggelam dan saatnya berbuka puasa. Sesuai amanah dari pemuda yang telah berjuang dan mati syahid tadi, sahabat kepercayaannya ini dengan rasa mengharu-biru kemudian menceritakan mimpi sahabat karibnya ini kepada Nabi Saw. Lalu apa jawaban Nabi Saw? Subhanallah wa alhamdulillah Allahu Akbar, Rasulullah Saw tanpa ragu membenarkan mimpi sahabat tadi dan Beliau Saw bersabda, "Sekarang ia sedang berbahagia bersama ‘Ainul Mardhiah". Para shahabat yang lainnya pun terharu mendengarnya.
Sedikit hikmah dari kisah di atas, bahwa Allah Swt dan Rasul-Nya telah menjanjikan bidadari-bidadari tercantik yang belum pernah ada di dunia. Janji ini tentunya diperuntukkan bagi profil laki-laki muslim pejuang sebagaimana yang dicontohkan, yaitu profil pemuda berani berjuang/berjihad, berani membela agama Allah Swt, dan tentunya tak ragu mengikuti teladan Rasulullah Saw.
Wahai para pemuda muslim Indonesia, siapkanlah mental dan fisik Anda, layakkan diri Anda untuk mendapatkan ‘Ainul Mardhiah yang telah menunggu. Wahai bagi para pemudi Indonesia, muslimah yang shalihah, siapkan juga diri Anda untuk menjadi ‘Ainul Mardhiah bagi suami Anda. Maka dari itu, sedari setik ini jangan lagi sia-siakan sisa usia hanya untuk sekedar bersenang-senang menikmati fatamorgana keindahan dunia, sedangkan keindahan akhirat yang kekal abadi sudah di depan mata.
Yuk, bersungguh-sungguh meng-upgrade ghirah (semangat) berjihad setiap saat sesuai medan jihad dan kompetensi masing-masing. Cina sudah mengusik Natuna, Prancis sudah mencari-cari teroris muslim, Amerika gundik Israel sudah mengangkangi gunung emas Irian Jaya, dan kasus-kasus lainnya di negeri ini sudah dengan terang benderang membuka ruang lebar dan medan jihad bagi kita untuk segera bertemu ‘Ainul Mardhiah.
Akhirnya, sudah bukan saatnya lagi bagi kita untuk berleha-leha, bersantai-santai, menikmati masa muda dan masa tua tanpa arti, sedangkan ‘Ainul Mardhiah telah menunggu kita dengan pasti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar